Beranda | Artikel
Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah
Selasa, 2 Maret 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 18 Rajab 1442 H / 2 Maret 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah

Setiap muslim adalah juru dakwah kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu hal ini berbeda-beda menurut kemampuan yang mereka miliki. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengajak kita semua untuk berdakwah kepada agamaNya.

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

Ajaklah kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara yang hikmah dan dengan pengajaran yang baik…” (QS. An-Nahl[16]: 125)

Ini seruan umum dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita semua. Maka setiap muslim memiliki tanggung jawab dakwah menurut kemampuan mereka masing-masing. Walaupun itu sekedar mengajak manusia kepada agama ini, bukan dakwah dalam menjelaskan perincian agama.

Ada dua cara dakwah, yaitu dengan lisan dan dengan tingkah laku/akhlak/adab/contoh/teladan. Maka muslim hari ini menjadi sorotan. Apapun yang mereka lakukan bisa bernuansa dakwah. Ketika kita berakhlak mulia, itu hakikatnya kita berdakwah, kita memperkenalkan akhlak Islam kepada manusia. Secara tidak langsung mereka bisa mengenal satu sisi dari Dinul Islam, yaitu akhlak mulia. Demikianlah luasnya dimensi dakwah itu, termasuk dakwah dengan harta benda selain dengan jiwa raga.

Juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari)

Yaitu walaupun yang kamu ilmui itu cuma satu ayat. Maksudnya ini adalah satu qiyasan bahwa walaupun yang kamu ketahui hanya sedikit. Tapi sedikit yang kamu ketahui tentang agama Allah ini sampaikan kepada manusia. Walaupun sekedar mengajak manusia untuk mengatakan:

قُولُوا : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا

“Ucapkanlah: Laa Ilaaha Illallah, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Ahmad)

Demikian, setiap muslim harus memiliki kesadaran bahwa dia punya kewajiban untuk berdakwah kepada manusia dengan kemampuan apapun yang mereka miliki/yang Allah berikan kepada mereka.

Di sini tentunya anak-anak kita, generasi umat Islam harus kita latih secara fisik dan mental sejak mereka kecil untuk berani berdakwah di jalan Allah menuruti kemampuan/bakat yang mereka miliki.

Setiap orang bisa berdakwah dibidangnya. Apalagi hari ini peluang untuk berdakwah kepada jalan Allah itu terbuka lebar. Sekarang zamannya medsos, orang bisa berdakwah lewat medsos, atau lewat profesi, atau peluang-peluang dakwah untuk menyebarkan kebenaran ke tengah-tengah manusia.

Tentunya dakwah ini merupakan salah satu bentuk nasihat.

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

“Agama itu adalah nasihat.” (HR. Muslim)

Dan salah satu hak muslim atas muslim yang lainnya adalah nasihat.

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ

“Hak muslim atas muslim yang lainnya ada enam,” salah satunya adalah:

إِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ

“Jika saudara kita minta nasihat/bimbingan, maka bimbinglah/nasihatilah dia.” (HR. Muslim)

Ini juga merupakan bentuk dakwah.

Ini akan mengasah kepekaan perasaan seorang anak terhadap lingkungan. Dimana dia harus peduli dengan lingkungan sekitar. Ada hal-hal yang perlu dia perbaiki.

Persiapan ini tentunya dengan tarbiyah, ta’lim dan pengajaran, memberikan contoh kepada anak tersebut untuk berani dan mau melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Maka ketika anak mengoreksi kesalahan kita ataupun dia mengajak kita kepada satu kebaikan, itu jangan dikerdilkan mentalnya dengan mengatakan: “Hus, kamu anak kecil,” misalnya begitu. Sehingga dia berani untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran.

Ini juga merupakan benteng bagi dirinya untuk terhindar dari perkara-perkara yang munkar dan mau melakukan kebaikan-kebaikan.

Diharapkan semangat anak dalam menyampaikan dakwah ini menggelora di dalam hatinya. Sehingga ia menyadari kewajiban dakwah tersebut. Sebagian anak kadang-kadang menegur satu kesalahan yang dilakukan oleh orang dewasa. Ini adalah satu kesadaran ataupun bibit semangat yang perlu kita kembangkan, jangan dipatahkan dan dipadamkan dengan misalnya mengatakan: “Kamu anak kecil tahu apa? Saya ini orang tua, banyak makan asam garam,” ini kata-kata tidak mendidik kepada anak-anak.

Maka bangkitkan semangat anak untuk beramar ma’ruf nahi munkar, saling memberi nasihat, ini termasuk salah satu poin seorang insan selamat dari kerugian.

Tentunya yang perlu kita luruskan nantinya adalah cara anak untuk menyampaikan nasihat atau melakukan amar ma’ruf nahi munkar, bukan mematahkan perbuatan itu sehingga dia tidak mau lagi melakukannya. Wajar anak melakukan kesalahan dengan memberikan teguran yang kadang-kadang tidak layak ataupun caranya salah, maka jangan patahkan perbuatan itu darinya, tapi luruskan kesalahan tersebut.

Misalnya anak terkadang kata-katanya agak “nyelekit” kepada orang tua ketika dia mengoreksi orang tuanya atau memberitahu orang tuanya tentang sebuah kesalahan, maklumi itu karena dia anak-anak. Tapi jangan patahkan kesadaran/semangatnya untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagian orangtua merasa risih ketika ada sebagian anak yang punya semangat ini dari kecil. Dia tidak segan-segan mengoreksi orang tuanya ataupun orang lain ketika melakukan kesalahan. Ini satu yang tidak semua anak punya mental seperti ini. Ada sebagian anak perlu dibangun mentalnya hingga dia berani melakukan seperti itu.

Kalau ada cara yang salah, maka perbaiki kesalahannya, jangan patahkan semangat dan keberaniannya untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Jangankan anak kecil, orang dewasa saja masih banyak yang salah dalam menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar.

Tanamkan kepada anak-anak kita keberanian untuk berdakwah. Kita jangan merasa hina ketika kita berdakwah kepada agama Allah. Terkadang sebagian orang merendahkan tugas dakwah dan menganggap seolah-oleh tugas dakwah adalah sampingan. Padahal ini adalah tugas utama seorang muslim di muka bumi ini melebihi tugas-tugas untuk kepentingan dunianya.

Kita melihat banyak orang-orang yang sudah dewasa dan Allah berikan kekuasaan, kemampuan, materi, pengaruh, tapi dia tidak gunakan itu untuk berdakwah. Dua sangat rugi. Padahal kalau dia gunakan untuk dakwah, akan banyak kebaikan yang bisa dituainya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَم

“Seandainya ada satu orang yang dapat hidayah melalui dirimu, maka itu lebih baik bagimu daripada memiliki unta-unta merah (kendaraan yang mewah).” (HR. Bukhari)

Lalu bagaimana penjelasan lengkap mempersiapkan anak untuk berdakwah? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49896-mempersiapkan-anak-untuk-berdakwah-2/